Menurut data yang dirilis Kodam III Siliwangi ( 18 Januari 2018) diperoleh angka setiap harinya 35,5 ton tinja manusia dan 56 ton kotoran ternak dibuang ke Sungai Citarum. Belum cukup itu, ternyata hasil penelitian dan survey Kodam serta data Dinas Lingkungan Hidup Prov Jawa Barat juga mengungkapkan fakta 20.462 ton tiap hari sampah organik dan anorganik atau sampah domestik dibuang ke sungai terpanjang di Jawa Barat ini.
Dalam kaitan ikut mengatasi cemaran limbah padat dari sumber kotoran ternak, Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK) PT menjalin kerjasama dengan Desa Tarumajaya membentuk Badan Pengelola Sarana Fajar Arum yang terletak di Kampung Pajaten, Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari atau hulu sungai Citarum di belahan Gunung Wayang ini. Problem limbah dari banyaknya peternakan sapi perah menuntut adanya fasilitas yang bisa mereduksi limbah masuk ke Citarum.


TEKNOLOGI
Dengan fermentasi, semua jenis limbah organik ( pertanian, perkebunan termasuk hasil cacahan pelepah kelapa sawit, peternakan berupa kotoran ternak sapi, kotoran ternak kerbau, ayam dan aneka ternak lainnya hingga sampah organik), gulma kebun ( alang-alang, rumput gajah, serasah dan perdu) dan gulma perairan ( eceng gondok, alga, ganggang laut) maupun limbah industri pengolahan hasil pertanian ( limbah cair pabrik kelapa sawit POME, limbah cair pabrik tahu dan sagu), atau kemudian disebut biomassa, di dalam alat kedap udara yang disebut biodigester, secara alami akan dihasilkan biogas dan pupuk organik.

PRODUK DIHASILKAN


Kandungan utama Pupuk kompos Green Phoskko® (GP-5) adalah N, P, K dalam jumlah tertentu ( relatif kecil ) serta hara makro sekunder dan mikro seperti Calcium ( Ca) , Magnesium ( Mg) serta Zn dan Fe. Kompos Green Phosko® (GP-5) dijamin tidak mengandung logam berat ( Ar, Cd dan Pb ) pada jumlah yang membahayakan tanaman dan kesehatan manusia. Maksimum hanya mengandung 100 ppm.
Membangun instalasi pengolahan limbah dan sampah di hulu sungai Citarum memang belum bisa berorientasi keuntungan jika mengingat medan di kaki gunung Wayang dan mahalnya biaya kirim barang ke kota terdekat. Penggunaan pupuk organik di petani juga belum bisa menggantikan kebiasaan lama aplikasi pupuk kimia. Pemasaran pupuk hasil olah sampah dan limbah di hulu Sungai Citarum ini masih mengandalkan pada berbagai pihak yang memiliki komitmen ikut serta memelihara ekosistem sungai agar tetap lestari.
Kelestarian alam harus dijaga. Manusia dalam menjalani hidup sangat
bergantung pada keadaan alam. Jika alam sekitar baik, manusia akan
nyaman dalam menjalani hidup, sedangkan jika rusak akan merasa terancam.
Alam semesta juga telah memenuhi segala kebutuhan hidup manusia. Semua
yang dibutuhkan manusia, bahkan juga makhluk-makhluk Allah lainnya,
telah tersedia di alam ini. Dengan demikian, menjaga kelestarian alam
memang sangat penting.
Posko Hijau - Pusat Pelatihan Olah Sampah, Energi Terbarukan dan Metoda Pemupukan : Pupuk Kompos dari Limbah di Hulu Sungai Citarum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar