Timbulan sampah dan biomassa ( limbah peternakan, gulma
perairan maupun gulma kebun ) sesungguhnya sumberdaya besar bagi
pembangkitan energi listrik,gas bahan bakar panas (kompor) serta
pupuk organik. Dengan teknologi fermentasi dan pemurnian biogas dalam
Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM), diperoleh
kualitas biomethan ( biogas murni) pada komposisi methan (CH4) tinggi
> 80 % setara dengan Compressed Natural Gas (CNG) maupun LPG.
Perkembangan
teknologi proses biomassa berupa limbah, gulma dan sampah menjadi
material ekonomi baru yang memberikan keuntungan secara ekonomi telah
melahirkan peluang bisnis pembangkitan energi listrik dan produksi
pupuk dalam multi skala. Teknologi PLTBM yang dikembangkan
PT. Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK) dapat dilakukan dari skala terkecil 150 kg
biomassa hingga skala besar ratusan ton/ hari.
Peluang
bisnis dari usaha pembangkitan energi ini, sejak tahun 2012, ditopang
pula oleh pemerintah yang mulai memberikan insentif berupa harga
premium, melebihi harga daya listrik dari pembangkitan energi fosil,
oleh Perusahaan Listrik negara (PT. Persero PLN) atas daya listrik yang
dibangkitkan usaha kecil, koperasi dan masyarakat. Bahkan,
guna menarik minat para investor di proyek Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah dan biomassa (PLTBM), pemerintah berniat menaikkan harga jual
listrik yang berasal dari pembangkit tersebut. Semula, berdasarkan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 4 Tahun
2012, tarif listrik biogas, biomassa, dan sampah kota senilai Rp 850
hingga Rp 1.050 per kilo watt hours (Kwh)
Menurut
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, pemerintah
akan merevisi aturan itu dan menaikkan tarif listrik menjadi Rp
1,250 hingga Rp 1,450 per Kwh. PLN wajib menyerap listrik ini.
Pihaknya telah konsultasi publik dan membahas bersama PLN, ujarnya
belum lama ini.
Pembangkit listrik yang bersumber dari
energi terbarukan masih minim. Dari total kapasitas terpasang 44.124
MW di 2012, kapasitas pembangkit berbasis biodiesel, biogas,
biomassa, dan sampah kota hanya 0,12%. (kt)
Berdasarkan
pengalaman dalam 2 tahun terakhir PT Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK), kami dapat menakar Perolehan Energi Listrik dan Pupuk Organik dari Biomassa ( Limbah Ternak Sapi) berdasar telah dibangunnya model pembangkitan energi dari biomassa di
33 lokasi, dapat dianalisa bahwa perbesaran skala operasi pengolahan
biomassa ( sampah, gulma dan limbah) memberikan parameter keuntungan
lebih baik lagi (*).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar